TW-REG XVI Palopo: Titik Balik Sinergi Mahasiswa Teknik Sipil Se-Sulselbar Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Berita, Daerah273 Dilihat

JALURTENGAH.COM | Kota Palopo kembali menjadi saksi semangat luar biasa dari ratusan mahasiswa Teknik Sipil se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Aula Pantai Labombo yang terletak di Jl. Poros Labombo, Salekoe, bergemuruh penuh antusiasme selama empat hari, 5–10 Agustus 2025, dalam gelaran Temu Wicara Regional (TW-REG) ke-16 Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia (FKMTSI) Wilayah XI SULSELBAR.

Di bawah tema besar “Inovasi Teknologi Sipil untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan”. Forum ini tak hanya menjadi ajang kumpul biasa. Ia menjelma menjadi laboratorium gagasan, tempat mahasiswa Sipil dari berbagai kampus meramu ide-ide segar demi masa depan pembangunan yang lebih tangguh dan merata, terutama di pulau Sulawesi.

Rektor Universitas Andi Djemma Palopo, Dr. Ir. H. Annas Boceng, M.Si, membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia mengingatkan bahwa mahasiswa Teknik Sipil bukan hanya calon insinyur, tapi agen perubahan yang membawa tanggung jawab besar di pundaknya.

Namun, tak hanya diskusi dan forum ilmiah yang menjadi sorotan. Puncak TW-REG XVI terjadi saat pemilihan Koordinator Wilayah XI FKMTSI, yang mempertemukan tiga kandidat dari universitas berbeda. Dari persaingan yang ketat, Dandi Slinikal dari Universitas Tomakaka Mamuju (HIMAJURSIP FT-UNIKA) keluar sebagai pemimpin baru yang siap mengemban estafet.

“Jika kepengurusan sebelumnya masih ada kekurangan, saya akan menambalnya. Saya berkomitmen memperbaiki permasalahan yang terjadi demi kemajuan Wilayah XI,” ujar Dandi penuh keyakinan saat menyampaikan sambutannya.

Sebagai tuan rumah, Muhammad Reza, Ketua Panitia dari HMS FT-UNANDA, turut menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan acara ini:

“Estafet kepemimpinan sudah hadir, dan ini menjadi tanda bahwa perubahan besar akan lahir dari Palopo,” ungkapnya optimis.

TW-REG XVI membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa Teknik Sipil bukan hanya tentang beton dan baja, tapi juga soal visi, solidaritas, dan komitmen untuk Indonesia yang lebih baik. Palopo telah menyalakan api semangat itu—dan kini tugas seluruh peserta untuk menjaga nyalanya tetap menyala menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan.